SuaraSrikandi.com, Karimun – Inkontinensia urine atau susah menahan buang air kecil adalah, masalah kesehatan yang sering menyerang perempuan.
Dr. Maulidina Medika Rahmita, Sp.U dari RS EMC Cibitung, menjelaskan bahwa inkontinensia urine adalah kondisi di mana seseorang mengalami kebocoran urine tanpa dapat mengendalikannya. Risikonya lebih tinggi pada kaum perempuan.
Menurut dr. Maulidina, dampak psikologis dari inkontinensia urine melibatkan perasaan malu, kecemasan, dan bahkan penurunan harga diri. Dampak fisiknya juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan lain jika tidak ditangani dengan baik.
Penyebab
Penyebab inkontinensia urine pada perempuan melibatkan faktor-faktor seperti kelemahan otot pelvic floor, kehamilan, persalinan, menopause, obesitas, kebiasaan merokok, serta penyakit kronis seperti diabetes dan Parkinson.
Dr. Maulidina menyoroti pentingnya pemahaman dan kesadaran perempuan terhadap kondisi ini untuk pencegahan yang lebih efektif.
Pencegahan
Pencegahan inkontinensia urine melibatkan langkah-langkah seperti latihan Kegel, menjaga berat badan sehat, manajemen konsumsi cairan, menghentikan kebiasaan merokok, dan menjaga kontrol gula darah bagi penderita diabetes.
Selain itu, terdapat berbagai terapi pengobatan, mulai dari terapi fisik, obat-obatan, hingga intervensi bedah, yang dapat membantu pemulihan.
Dalam langkah praktis, dr. Maulidina menekankan pentingnya peningkatan kesadaran, latihan rutin, dan kolaborasi dengan spesialis urologi.
Pasien diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam manajemen inkontinensia urine mereka untuk perbaikan kualitas hidup dan pemulihan kontrol kandung kemih yang optimal.
